MAKASSAR – Seorang guru di sekolah swasta MIS Cendekia Berseri bernama Muhsin mendapat perlakuan kurang baik atau tidak etis dari salah satu orang tua siswa di sekolah tempatnya bekerja.
Dia merasa tidak terima dengan perlakuan yang diterimanya. Awalnya pada Senin, dirinya sementara menjalankan tugas piket kedatangan siswa skitar pukul 08.00 Wita pagi.
“Saat itu datanglah si bapak menggendong anaknya dan di tangan kirinya ada tas. Saya buka pagar dan saya berinisiatif untuk membantu bapak tersebut dengan mengambil tas yang di tangan kirinya (bukan anaknya) tapi si bapak tersebut dengan lantang berkata langsung ke saya ‘tidak usah kau yang ambil anakku’. Setelah itu dia balik lagi di saya dan mengatakan ‘tidak cocok ko kau gendong anakku’ dengan wajah yang sangat merendahkan ke saya,” jelasnya kepada media. Jumat, 22 November 2024.
Stelah itu ia meminta pimpinan sekolah untuk mengundang orang tua siswa tersebut untuk klarifikasi. “Datanglah kedua orang tua siswa tersebut untuk menemui saya dan pimpinan sekolah. Tapi si bapak tersebut tetap tidak menghargai kami sebagai guru di sekolah, dia tetap menggunakan bahasa yang tidak santun kepada saya,” kata Muhsin
“Dan parahnya dia menyerang saya pribadi setelah mengetahui bahwa saya sudah berkeluarga dan belum punya anak dengan mengatakan ‘kau tidak bakalan bisa punya anak kalau ketersinggungan itu masih kau pelihara’ begitu dia bilang ke saya,” terangnya.
Ia juga mengaku bila orang tua siswa tersebut tidak memberikan itikad baik maka dirinya akan menempuh jalur hukum.
Sementara pada Pasal 39 ayat 1 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen menyatakan bahwa “pemerintah daerah, masyarakat, organisasi profesi, dan/atau satuan pendidikan wajib memberikan perlindungan terhadap guru dalam pelaksanaan tugas.”
“Saya meminta agar dia segera melakukan klarifikasi dengan tegas atas kesalahan yang sudah diperbuat. Tentu harapan saya agar tidak ada lagi pihak yang tidak menghargai profesi guru-guru sebab menghargai guru adalah bagian penting dari pembentukan karakter yang baik, termasuk menaruh rasa hormat, menghargai, serta tidak memandang remeh guru,” kuncinya. (*)