More

    Sri Mulyani Rilis Situasi Keuangan Negara, Defisit APBN -0,41 Persen Masih Stabil

    SIPALING.ID, JAKARTA – Menteri Keuangan, Sri Muliyani merilis data terbaru situasi keuangan Indonesia terkait ‘Bagaimana kabar APBN #UangKita di tengah situasi global yang semakin dinamis? Mari simak di sini’.

    Dalam rilisnya, Sri Muliyani mencatat Postur APBN hingga akhir Juli 2024. Pendapatan negara Rp1.545,4 T (55,1% target) turun 4,3% (yoy), Belanja negara Rp1.638,8 T (49,3% pagu) naik 12,2% (yoy) sementara Defisit APBN Rp93,4 T (-0,41% PDB) stabil serta keseimbangan primer Rp179,3 T.

    Ia mengatakan perekonomian global masih dibayangi risiko dan ketidakpastian tinggi akibat tensi geopolitik yang semakin meningkat serta situasi ekonomi di beberapa negara besar seperti Amerika Serikat (USA) yang terindikasi melemah dan berisiko mengalami “hard landing” akibat kebijakan suku bunga The Fed yang tinggi untuk menjinakkan inflasi.

    Selain itu, perekonomian Eropa juga masih lemah dan rentan, sama halnya dengan perekonomian RRT yang kini tumbuh di bawah 5% akibat masalah sektor properti dan beban pinjaman daerah serta tensi dagang US dan Eropa.

    “Berbagai dinamika tersebut memberikan dampak volatilitas pada pasar keuangan, fragmentasi dan proteksi sehingga prospek pertumbuhan ekonomi global stagnan lemah,” sebut Menkeu RI itu. Selasa, (13/8/2024) malam tadi.

    Sri Muliyani bilang juga kalau PMI manufaktur global memasuki zona kontraktif di 49,7 pada Juli ini. PMI Indonesia bulan Juli juga mengalami zona kontraktif, namun sektor manufaktur Indonesia tumbuh 3,95% (yoy) di kuartal 2, didorong oleh industri bernilai tambah tinggi seperti makanan dan minuman, kimia, dan juga logam dasar.

    “Kementerian Keuangan juga akan bekerja sama dengan K/L lain untuk menjaga dan mendorong kinerja manufaktur Indonesia di tengah penurunan permintaan ekspor dan daya saing produk impor dalam negeri,” cetusnya.

    Baca Juga: 
    Warga Sambut Indira-Ilham Dengan Semarak di Lomba Senam Inninnawa

    Untuk perekonomian Indonesia pada Quarter 2 tahun 2024 masih tumbuh baik di 5,05% dan stabil di angka yang cukup tinggi di tengah turbulensi global yang luar biasa.

    “Ini prestasi yang harus terus dijaga salah satunya dengan mengoptimalkan peran APBN sebagai shock absorber maupun countercyclical, namun di sisi lain juga tetap dijaga kesehatan, kredibilitas dan keberlanjutannya,” tutup Sri dalam rilisnya.(*)

    Bagikan Artikel Ini :

    Baca Juga

    Bacaan Keren

    spot_img