Makassar – Terkait pengeroyokan di depan Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar pada Sabtu (31/1/2025) sekitar pukul 16.30 Wita yang mengakibatkan seorang mahasiswa mengalami luka tusuk di bagian kepala itu mendapat respons dari kerabat korban.
“Kejadian ini menjadi perhatian serius, mengingat keamanan dan kenyamanan lingkungan akademik seharusnya menjadi prioritas utama bagi sebuah institusi pendidikan tinggi,” kata R—kerabat korban, memberi keterangan tertulis. Selasa, 4 Februari 2025.
Pelaku penikaman tersebut telah diamankan oleh pihak kepolisian, sehingga pihaknya berharap penegak hukum akan memberikan sanksi sebagaimana mestinya sehingga menjadi efek jerah terhadap pelaku.
“Kami juga meminta kepada pihak kampus agar tidak tutup mata dalam permasalahan ini, semoga pihak kampus berani memberikan keadilan kepada mahasiswa yang menjadi korban dengan memberi sanksi kepada pelaku,” terang R.
Jika dibiarkan berlarut, kata R, maka akan menjadi bumerang dan ancaman bagi para calon-calon mahasiswa yang ingin kuliah di kampus UMI karena merasa adanya pembiaran terhadap kelompok-kelompok kekerasan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, kejadian bermula saat seorang mahasiswa Teknik Pertambangan berinisial A sedang berolahraga di area kampus. Tiba-tiba, ia dihadang oleh F yang merupakan mahasiswa Teknik Arsitektur diduga dalam kondisi mabuk, terlibat dalam pengeroyokan yang berujung pada penikaman menggunakan badik, menyebabkan korban mengalami luka robek di kepala.
Pihak keluarga korban telah melaporkan kejadian itu ke kepolisian dan menuntut UMI serta Dekanat Fakultas Teknik agar segera mengambil tindakan serius terhadap peredaran senjata tajam (sajam) dan minuman keras (miras) di lingkungan kampus.
Selain itu, sejumlah organisasi mahasiswa, termasuk Senat dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UMI, berencana mengawal kasus ini hingga pihak birokrasi kampus benar-benar turun tangan menyelesaikan permasalahan tersebut. (*)