SIPALING.ID, MAKASSAR – Ternyata, slogan kota niaga dengan mengandalkan banyak sektor bisnis yang disematkan untuk Kota Parepare tidaklah cukup untuk mengurangi angka pengangguran.
Kota kelahiran Presiden ke tiga Prof B.J Habibie itu pernah disebut-sebut juga sebagai salah satu kota penopang Ibu Kota Nusantara (IKN) karena adanya Pelabuhan Nusantara untuk bisa diandalkan dalam mengurangi angka para pencari kerja disana dengan melakukan pertukaran sejumlah usaha dan bisnis yang difasilitasi oleh pelabuhan kapal menuju Pulau Kalimantan dari Kota Parepare.
Sekarang, ungkapan itu boleh dikata tidak berhasil. Bukannya makin berkurang angka pengangguran di Kota Parepare, Sulawesi Selatan itu tetapi justru makin bertambah saja orang yang kekurangan lapangan kerja dalam kurun waktu selama tiga tahun belakangan ini.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulsel bahwa kota ini menunjukkan angka pengangguran jadi makin bertambah saja. Peningkatan itu sejak tahun 2021, 2022 hingga 2023. Hasil pendataan pengangguran tingkat terbuka, Kota Parepare berada di posisi keempat dengan nilai 5,86 di tahun 2023 sementara pada tahun 2021 6,72 sedangkan tahun 2022 nilainya 5,60.
Pengangguran terbuka, terdiri dari mereka yang tak punya pekerjaan dan mencari pekerjaan, mereka yang tak punya pekerjaan dan mempersiapkan usaha, mereka yang tak punya pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, mereka yang sudah punya pekerjaan, tetapi belum molai bekerja.
Kota Parepare sendiri tergolong cukup kecil dengan jumlah penduduk sekisar 150 ribu penduduk dari empat wilayah kecamatan seperti Kecamatan Ujung, Bacukiki, Bacukiki Barat dan Soreang. Meski tergolong kota kecil tapi peran penting pemerintah setempat dalam mengurangi angka pengangguran masih terbilang belum sukses karena dibuktikan dengan temuan pada laman website BPS Sulsel dan Kota Parepare menunjukkan peningkatan signifikan.
