SIPALING.ID, MAKASSAR – Saat ini kasus gagal ginjal dan mengharuskan anak usia 12-18 tahun melakukan cuci darah (teraphy) akibat mengkonsumsi makanan cepat saji (junk food) juga minuman dengan kandungan gula berlebih yang ditemukan di 12 rumah sakit di Jakarta dan kota lainnya di Indonesia.
Akibatnya terlalu sering mengkonsumsi itu, sejumlah anak yang terdeteksi terserah gagal ginjal terpaksa harus melalui cuci darah lantaran makanan dan minuman yang sering mereka komsumsi ditemukan adanya darah dan protein dalam urine.
Menurut informasi yang dikutip dari kompas.com, survei yang dilakukan oleh pakar nefrologi Ikatan Dikter Anak Indonesia (IDAI) diketahui bahwa 1 dari 5 remaja usia 12-18 tahun mengalami gangguan pada ginjalnya. Pada anak-anak tersebut ditemukan darah dan protein dalam urine mereka akibat hobi makan atau minum yang manis-manis serta mengandung bahan kimia lainnya.
Ketua Umum IDAI, Piprim Basarah Yanuarso bilang jika saat ini lagi marah anak-anak terserang penyakit gagal ginjal maupun diabetes. Hal itu akibat pola pengawasan orang tua yang tidak bisa mengontrol makanan dan minuman pada anaknya sendiri.
“Ini salah satu indikator awal kerusakan ginjal. Ini gaya hidup anak-anak kita usia 12-18 tahun ini sangat memprihatinkan. Pola makannya, pola geraknya, pola tidurnya sering begadang dan malas gerak olahraga,” sebut Ketum IDAI belum lama ini.
Agar kasus ini tidak terjadi di Provinsi Sulawesi Selatan. Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, dr. Ishaq Iskandar mengaku bahwa pihaknya menghimbau serta meminta seluruh lapisan masyarakat terkhusus dinas kesehatan di 24 kabupaten/kota segera turun mengawasi hal tersebut secara seksama.
“Mari kita berkolaborasi untuk mengantisipasi hal-hal ini secara paripurna dan berkelanjutan,” tegas Ishaq dalam wawancaranya. Senin, (29/7/2024).
Dinas Kesehatan Sulsel juga akan terus membantu pihak-pihak terkait untuk menanggulangi kasus gagal ginjal agar tidak menjangkit pada anak-anak remaja di wilayah Provinsi Sulsel.
Untuk itu, Ishaq Iskandar juga meminta pihak Badan Pengawas Obat dan Makanan/minuman terkhusus di Kota Makassar untuk segera turun melakukan pengawasan dan penindakan terkait kasus seperti ini.
“BPOM sebagai leading sektornya. Kami juga tetap membantu untuk melakukan upaya preventif, promotif, serta bagaimana agar masyarakat tahu dan sadar pola hidup sehat termasuk makanan dan minuman yang sehat,” himbaunya.